Rabu, 11 Maret 2009


Dan, pil pahit itu akhirnya kutelan juga, aku hanya berharap pil itu bisa larut, pelan tapi pasti menjalar keseluruh pembuluh darahku sampai akhirnya tidak terasa lagi rasa pahit itu. Namun toh, rasa pahit itu tetap bertengger dengan sombongnya di seantero hati, pikiran, dan jiwaku..., Mungkin harus kunetralkan dengan berbagai ramuan pemanis, sehingga rasa pahit yang mulai berbuah sakit itu menjadi terasa hambar dan akhirnya menjadi tawar.


Aku sudah terjebak pada situasi yang tidak ku inginkan, berbagai upaya sudah kulakukan untuk lari dari situasi ini, menghindari dengan segenap energi, tapi it's unless, akhirnya ku terjatuh juga, hanya satu tekadku, melanjutkan hidupku dengan kemasan baru namun tetap terkonsep rapi dalam balutan prinsipku, bahwa aku tidak akan mengganggu ketenangan orang lain, aku tidak pernah membeslah milik orang lain, atau aku ingin menari - nari diatas penderitaan orang lain, aku hanya wanita bodoh yang tidak bisa mengelak dari arogansi laki - laki.
Apakah ini sudah digariskan...? Aku tidak mengerti, yang ku pahami, pada dasarnya Allah ta'ala tidak pernah memberikan takdir sengsara kepada hambanya, akan menjadi terasa sengsara dan menderita kalau manusia menerima takdir dengan tidak diimbangi dengan sifat kona'ah dan memupuk pasrah kepada sang pencipta. Kuputuskan untuk menjalani semuanya dengan ikhlas, kucoba berkarya, berwira usaha sebagai bentuk variasiku dalam menjalani takdir.

Tidak ada lagi yang harus aku hindari, kujalani saja dengan langkah pasti, pasrah pada illahi robbi, dan lebih meningkatkan kwalitas diri, di tengah peliknya kondisi. Semoga limpahan maghfiroh penguasa langit dan bumi, senantiasa menyelimuti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar