Rabu, 11 Maret 2009

Mengapa harus "HOW TO SURVIVE...?

Wah.., berat sekali tema blogku, kesannya, kusenantiasa berada dalam lingkaran yang serba sulit dan kuselalu mampu keluar dari lingkaran itu. Fantastis...! padahal, semua yang ku alami terlewati datar-datar saja, biasa - biasa saja. Ku hanya seorang manusia, yang lahir dan besar dari lingkungan yang amat sangat sederhana, jauh dari ukuran cukup. Semua menjadi sangat luar biasa karena ku berada dilingkungan keluarga yang meskipun serba minim dalam mendapatkan fasilitas hidup, tapi ku besar dengan belai kasih sayang yang luar biasa dari orang tua. Mengapa ku katakan serba minim..? karena yang ada hari ini habis hari ini, besok mencari untuk bisa mendapatkan lagi..., ya..., itulah yang kulalui. Aku, kakak dan adik - adikku harus berjibaku dengan kerasnya hidup untuk melanjutkan kehidupan.
Subhanallah....!, Alhamdulillah......!, Allahu Akbar......!, hanya kalimat - kalimat thoyyibah itulah yang mampu ku ucapkan jika ku tengok historisku dulu, dan ku komphare dengan keadaanku saat ini. Yang kurasakan sekarang tidak pernah kuimpikan, dan tak terbersit sedikitpun dalam benakku dimasa lalu. Semua meluncur bak ski salju, lewat dengan cepat, berlalu dengan banyak liku. Hanya satu jawaban yang punya point, "Allah berkehendak" itu sudah cukup bagiku. Akhirnya, ku tak perlu bingung mencari jawaban lagi.
Saat ini, orientasiku dalam menjalani hidup adalah membesarkan anak, dan meningkatkan kwalitas hidup, baik dimata sesama manusia, maupun dihadapan sang Khaliq. Ku sudah merasa mapan, Ups...! "Mapan...?" rasanya kata itu tergambar dengan arti telah terpenuhi semua kebutuhan hidup, Primer, sekunder dan hal- hal mewah lain yang kunikmati. Tapi, hanya dengan menanamkan kata mapanlah ku mampu merawat dan menumbuhkan rasa syukurku kepada yang Kuasa, meskipun kujauh dari kondisi kemewahan, ternyata penerapan formulasi merasa mapan mampu membuat semua menjadi aman, tentram dan semakin memaknai arti hidup sebenarnya.
Namun, ku tak mau terjebak dengan kata - kata mapan yang ku formulasikan sendiri dalam menjalani kehidupanku. Untuk urusan di dunia, bolehlah ku terapkan rumus itu, tapi untuk bekal menghadap sang Chaliq, ku tak mampu menerapkan kata itu. Perjalananku masih jauh dan panjang, ku masih dihadapkan pada masalah - masalah pelik yang akhirnya harus kupertanggung jawabkan di hadapan Sang Maha Agung. Karena, ku masih hidup, dan hidup adalah perjalanan, yang dikemas dengan perjuangan serta permainan. Ku harus punya konsep yang brilliant untuk mengambil cara dalam menuju akhir perjuangan dan permainan itu, karena tujuan akhir dari itu semua hanyalah mampu menunjukkan tanggung jawab yang hakiki, kelak di hadapan yang maha kuasa nanti.
Semoga kumampu menuju final dari perjuangan dan permainanku. Ku harus menjadi diriku sendiri, sekarang dan dimasa yang akan datan, ku harus menjalani situasi yang tidak kuinginkan dengan kepasrahan yang sudah menjadi keharusan.
Semoga, ku tetap dalam koridor moral yang tertata, ditengah kondisiku yang tidak menyenangkan, dan tidak menguntungkan saat ini. Semoga ku benar - benar mampu menerapkan formulasi yang kuciptakan sendiri dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Itulah bentuk survival, tanpa attachment yang nyata, namun selalu ada, karena ku hanya wanita biasa, yang masih hidup di dunia dan masih memerlukan tenaga, untuk berkarya dan beribadah. Akhirnya....hanya ridhoNYA yang kuharap dalam setiap gerak dan langkah

2 komentar:

  1. aku yakin dirimu mampu menghadapi kerasnya dunia ini, jangan pernah menyerah...tetap semangat...dan selalu ingat yang di Atas.

    BalasHapus
  2. thank ye,,, q kira gak layak baca.., eh ada juga yang kasi koment..,

    BalasHapus